Cukup banyak orang tua yang takut memulai hs meski mereka dan anak mereka menginginkannya karena satu hal: tidak bisa disiplin. Orang tua berpikir kalau anak ke sekolah setiap pagi dengan rutinitas yang sama, artinya anak sudah belajar disiplin. Bisa dipahami juga kenapa ada anggapan begini, sebab, sekolah membuat anak harus membangun sebuah sistem sendiri dan mematuhinya: bangun pagi, mandi, sarapan, ke sekolah. Bila anak tidak bangun pagi, ya pasti terlambatlah ke sekolah. Anak-anak yang berada di sebuah sistem, mau atau tidak mesti mengikuti sistem itu. Tapi, apakah sistem berhasil membangun kesadaran disiplin dalam diri anak? Belum tentu. Banyak kan anak-anak yang ketika tidak sekolah bisa tidak mandi seharian? Saya banyak juga dapat cerita dari teman-teman saya yang anaknya masuk sekolah asrama, trus begitu libur buyar semua kedisiplinan yang ia ikuti di asramanya. Disiplin karena terpaksa tentu beda hasilnya dengan disiplin yang dibangun atas dasar kesadaran. Disiplin jenis terakhir menjadi sebuah sikap mental yang akan terus dibawa anak dimanapun mereka berada.
Kedisiplinan tentu harus ada dalam diri setiap anak, mau dia homeschooling atau bersekolah formal. Sikap ini ditumbuhkan oleh keluarga. Dicontohkan dan diinstruksikan. Disiplin penting karena berkaitan dengan tanggung jawab, dan lebih jauh lagi, berkaitan dengan komitmen. Yang menjadi perhatian adalah disiplin seperti apa yang perlu diterapkan di rumah?
Jawabannya tentu berbeda untuk setiap keluarga. Bentuk kedisiplinannya juga berbeda. Dalam keluarga saya sendiri, salah satu bentuk kedisiplinan yang tidak bisa saya beri toleransi bila dilanggar adalah disiplin menyelesaikan pelajaran. Anak boleh menunda penyelesaian pelajarannya, tapi harus dalam batas waktu yang disepakati. Memenuhi kesepakatan berkaitan dengan komitmen. Membiarkan anak tidak memenuhi komitmennya sama artinya mengizinkan dia tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Ada juga kedisiplinan berkaitan dengan waktu dan kegiatan. Semisal, anak-anak sudah berkomitmen mandi pukul sekian-sekian setiap hari, mereka harus mematuhi itu. Jika tidak, mereka menjadi orang yang tidak memenuhi janji mereka terhadap diri sendiri. Jadi, kedisiplinan dibangun dari dalam, dari membentuk cara pandang.
Jika anda hendak memulai hs, hal pertama yang perlu anda pegang adalah anda merupakan kepala sekolah di rumah anda. Artinya, anda harus punya sikap seorang kepala, yaitu ketegasan. Mengajak anak membuat komitmen tapi anda sendiri tidak tegas menegakkannya, sama aja bohong. Kadang, orang tua terbujuk rengekan anak. Anda mungkin berpikir, ah sekali ini gak papa. Tapi, itu akan menjadi catatan dalam diri anak, bahwa anda ternyata bisa dibujuk dengan rengekan. Mereka akan mengulang cara ini lagi untuk mencapai kehendaknya. Akhirnya, tujuan yang anda tetapkan di awal, tidak tercapai. Jadi, tegaslah. Tegas dengan aturan, namun lunak di perkataan. Tegas ditunjukkan dengan sikap, bukan dengan intonasi keras.