Homeschooling Keluarga: Mata Pelajaran Apa Saja Sih yang Kami Punya

January 15, 2019
6 mins

Homeschooling sekarang bukan sesuatu yang aneh lagi. Soalnya, makin lama makin banyak keluarga yang memilih metode homeschooling untuk mengajari putra-putrinya. Ada beberapa alasan untuk itu. Khusus di keluarga saya sendiri, alasannya karena anak saya tertekan di sekolah. Sesederhana itu saja. Ya, pastilah ada sekolah yang membuatnya senang, tapi saat itu kami belum menemukannya, hingga opsi homeschooling dipilih.

Sekarang muncul pertanyaan: Apa saja sih yang dipelajari anak homeschooling itu? Apa saja mata pelajaran homeschooling?

Well, ya, ini pertanyaan umum ya. Banyak orang yang mengira mata pelajaran anak homeschooling itu sama seperti mata pelajaran anak sekolah formal pada umumnya. Bahkan banyak yang mikir kalau buku pelajarannya sama aja, dan cara belajarnya sama aja. Ya mungkin ada keluarga homeschooling yang meniru sekolah formal. Keluarga saya sendiri tidak mengikuti mata pelajaran sekolah formal, meski apa yang dipelajari anak sekolah formal, juga dipelajari anak saya, dengan cara yang sedikit berbeda. Saya menyusun sendiri mata pelajaran anak-anak saya, berikut kurikulumnya. Nah, ini adalah mata pelajaran yang ada di homeschooling kami.

Homeschooling dan Mata Pelajarannya

 

Ada enam mata pelajaran di homeschooling kami (catatan: pelajaran agama, seperti mengaji dan fikih sehari-hari adalah kegiatan rutin. Rutinitas begini tidak saya masukkan ke dalam mata pelajaran, sebab sudah jadi kebiasaan). Keenam pelajaran itu adalah:

    1. Bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia anak-anak tidak sama seperti pelajaran bahasa Indonesia di sekolah formal. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, anak-anak lebih banyak membaca, menganalisis bacaan, menulis dalam berbagai bentuknya (menulis review buku dan film, membuat jurnal, menulis artikel, membuat cerita, dll), dan itu berlangsung sejak mereka masih batita. Sehingga dalam usia 8-9 tahun, anak-anak saya sudah fasih menulis review, menganalisis, dan membuat cerita utuh dengan baik. Putri kedua saya, misalnya, baru saja menyelesaikan cerita sepanjang 28 halaman. Pelajarannya sekarang memasuki tahap, menganalisis ceritanya, dan memperbaiki di mana letak kekurangannya. Putri pertama saya sendiri sudah memiliki buku yang ditrbitkan penerbit mayor, dan beberapa kali juara dalam lomba menulis tingkat provinsi dan nasional.
    2. Matematika. Pelajaran matematika keluarga saya lebih bersifat menganalisis permasalahan dan memecahkannya. Jadi, lebih banyak soal cerita. Hitung-hitungan sampai kali bagi tambah kurang, konversi (desimal, persen, meter, gram), yaa, seputar matematika sehari-hari saja. Yang lebih dikuatkan adalah penalarannya, juga mental matematisnya, saat menghadapi satu persoalan matematika
    3. Sains. Saya menggabungkan fisika dan biologi dalam satu mata pelajaran bernama sains. Metode belajarnya beragam, di antaranya membaca (saya mengasup anak-anak saya dengan buku-buku sains populer), menonton (misalnya menonton tayangan NASA tentang Mars), berkunjung langsung ke suatu tempat, misalnya mengunjungi taman hutan untuk mempelajari biota yang ada di sana, atau ke kebun binatang untuk mengenal klasisifikasi hewan, dan terakhir melakukan eksperimen.  Ada juga metode lainnya yaitu belajar di workshop-workshop. Umumnya komunitas sains suka mengadakan workshop, misalnya tentang teleskop, pesawat ulang-alik, robotik, dll. Nah, bila memungkinkan, saya akan membawa anak-anak ke sana. Ada juga metode lain, yaitu mengamati fenomena alam. Umumnya metode terakhir ini kami lakukan bila ada satu peristiwa alam yang jarang terjadi, misal, gerhana matahari, gerhana bulan, dll.
    4. Seni. Seni mendapatkan porsi yang sangat besar dalam keluarga saya. Bukan cuma karena kami sekeluarga menyukai seni, tapi juga karena seni membuat hidup ini lebih lentur, memperkaya gagasan, mengembangkan kreativitas dan imajinasi, serta mengasah mental untuk tekun, dan tidak mudah menyerah. Jadi, ada pelajaran hidup yang sangat kaya dalam seni. Apa saja pelajaran seni kami?  Menggambar, membuat kriya, memasak, menjahit, merajut.
    5. Seni visual. Nah, ini sebenarnya pelajaran seni juga, tapi saya sengaja memisahkannya dari seni di poin empat, karena pelajaran seni visual ini memerlukan peralatan dan aplikasi. Pelajaran seni visual anak-anak adalah fotografi, animasi dan membuat film.
    6. Indonesia. Pelajaran ini mencakup Indonesia secara umum, misal, Indonesia Negara Maritim, Indonesia Negara Kepulauan, Indonesia Negara Agraris, Indonesia dan Penjajahan, Indonesia dan Sejarah Kerajanaa-Kerajaan Besar, Indonesia dan Sistem Pemerintahan, dll. Mata Pelajaran ini bertujuan untuk mengenalkan anak pada negaranya sendiri, pada bangsanya, tempat ia berakar.

Selain enam mata pelajaran di atas, ada pelajaran lain yang tidak saya masukkan ke sini, karena sifatnya rutin, misalnya berenang. Anak-anak berenang sekali seminggu untuk menguatkan otot-ototnya.

Nah, sehubungan dengan mata pelajaran di keluarga saya, pernah ada yang nanya, apa dia bisa mengambil semua materi belajar saya untuk diterapkan ke anaknya? Ya, bisa saja sih, hanya saja, tiap keluarga itu kan tipikalnya beda. Ada keluarga yang cocok dengan semua mata pelajaran di atas+metodenya, ada yang tidak. Lebih baik, setiap keluarga merancang mata pelajarannya sendiri. Panduan dasar menyusun materi belajar, bisa dikonsultasikan ke keluarga-keluarga yang sudah lama menyelenggarakan homeschooling.

 

 

Maya Lestari Gf adalah seorang novelis dan praktisi homeschooling