Keluarga Homeschooling: Mereka yang Menyerah di Tengah Jalan

February 14, 2019
2 mins

Bukan sekali dua saya ketemu keluarga homeschooling yang memutuskan menyerah di tengah jalan.  Awalnya,  mereka begitu semangat menjalankan homeschooling,  lalu semangatnya makin lama makin pudar,  akhirnya keluarga ini menyerah.  Banyak alasannya, namun secara umum bisa diurai sebagai berikut:

1. Orang tua tidak sanggup mengajari anak beragam subjek pelajaran

2. Makin anak besar,  orang tua makin tidak yakin sanggup mengajarkan pelajaran-pelajaran rumit/orang tua tidak pede (meskipun dia sarjana),  dan menganggap orang lain lebih pandai mengajari anak

3. Tidak sanggup memikul tanggung jawab pengajaran yang begitu besar

 

Umumnya,  orang tua yang menyerah ini menjalankan homeschooling dengan pola sekolahan,  itulah yang membuat hs jadi terasa berat.  Ya bisa dimaklumi sih,  sebagai produk sekolahan,  dan hidup di masyarakat yang menganut budaya sekolahan,  kita pasti dipengaruhi budaya ini.  Akhirnya,  karena orang tua mengadopsi sistem sekolahan,  maka banyak hal jadi terasa berat.  Materi disusun harian,  dievaluasi apakah pencapaian anak sesuai standar sekolahan,  ada pembahasan soal-soal di buku pelajaran,  dll.  Rumah jadi mirip bimbel mini. Homeschooling jadi semacam kelas materi saja.

Memang, kalau homeschooling didekati dengan pendekatan materi,  akan jadi rumitlah homeschooling itu.  Orang tua akan bingung.  Sebab,  ada jutaan materi di alam ini.  Mau ngasi materi yang mana?  Yang seperti apa?  Mana yang penting?  Hingga kadang,  di puncak kebingungan,  orang tua milih berpedoman pada buku paket diknas saja.

Jalankanlah homeschooling bukan dengan pendekatan materi.  Ajarkan anak cara mempelajari materi,  bukan materinya.  Jika anak diajar dari awalnya, dia bukan hanya akan sekaligus mempelajari materi,  tapi juga bisa mempelajari materi apa saja dengan mudah.

Dengan pendekakatan ini,  homeschooling insyaallah  akan lebih mudah dijalankan

Maya Lestari Gf adalah seorang novelis dan praktisi homeschooling