Kurikulum Apa yang Dipakai dalam Homeschooling?

November 30, 2021
3 mins

Pertanyaan yang acap mengemuka soal hs adalah: apa kurikulum yang dipakai? Dalam pertanyaan ini ada sub-sub pertanyaan lanjutan seperti: apa saja yang dipelajari, bagaimana mempelajarinya, gimana biayanya, bagaimana ijazahnya?

Kurikulum apa yang dipakai?

Sebenarnya, kurikulum apapun bisa dipakai selama cocok dengan keluarga kita. Anda bisa pakai kurikulum diknas. Kompetensi dasar yang disusun Diknas bisa menjadi acuan. Anda tinggal mencari referensi dan metode belajar. Misal: di kurikulum Diknas untuk anak kelas rendah (7-9 th) ada kompetensi berupa ‘anak bisa mengidentifikasi bagian tubuh hewan dan mengklasifikasikan hewan’. Nah dengan mengacu ke kompetensi ini anda bisa mencari buku tentang hewan, lalu mengajak anak mengamati hewan apa saja yang ada di sekitar rumah.

Buku memang menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Buku bisa diibaratkan jantungnya, sebab, ilmu pengetahuan ada di sana. Anda bisa menyetel video untuk menambah referensi, tapi sebaiknya itu diberikan bersama buku. Mengapa bacaan penting? Karena saat membaca anak akan memvisualisasikan apa yang dibaca di benaknya. Itu sesuatu yang tidak ada di video, sebab, semua toh sudah tervisualisasikan. Semakin kerap benak memvisualkan sesuatu, semakin aktif area otak yang berfungsi untuk mempelajari matematika.

Bagaimana mempelajarinya?

Untuk ini sebaiknya mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran untuk anak usia sekolah dasar (<12 th).

  1. Pembelajaran mesti bersifat holistik alias menyeluruh, alias tidak sepotong-sepotong.
  2. Pembelajaran kontekstual alias memiliki makna, dan, yang pasti, relevan bagi anak.
  3. Proses belajar melibatkan seluruh panca indera. Maksudnya, saat belajar mereka melihat materi secara visual (bukan sebatas deretan kalimat atau angka), mendengar instruksi, melihat mentor melakukan apa yang diinstruksikan, menghidu, mencecap (kalau memungkinkan), dan mengerjakan sesuatu dengan tangannya.

Apa yang dipelajari anak?

Untuk anak di fase hingga 12 tahun, fase dimana otak kongkritnya berperan maksimal dalam pembelajaran, sebaiknya pelajaran yang diberikan berupa konsep yang menjadi pondasi mereka saat mempelajari sesuatu yang lebih rumit dan kompleks, saat otak abstraknya mulai memasuki masa perkembangan. Apa saja bentuknya?

 

  1. Kuatkan bahasanya. Bahasa adalah alat anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Beri perhatian penuh untuk perkembangan literasinya.
  2. Kuatkan penalaran matematisnya. Ajarkan hitungan dalam bentuk cerita keseharian, jangan langsung mengajarkan dengan simbol. Sebab, anak yang masih di kelas rendah masih dalam tahap berusaha memahami hubungan antara simbol angka dengan jumlah benda nyata di keseharian. Langsung mengajar dengan simbol membuat anak kurang bisa memahami pelajaran. Mulai dari kali bagi tambah kurang, perimeter, pecahan, sampai desimal, ajarkan dahulu konsepnya dalam durasi yang cukup panjang. Semakin sederhana penjelasannya, semakin mudah dan cepat anak memahaminya.
  3. Kembangkan kemampuan saintifiknya dengan cara mengajarkan cara mengobservasi sesuatu, menyusun dugaan, melihat fakta, mengambil kesimpulan dari fakta. Mulai dari yang paling sederhana, semisal, mengamati langit untuk mencari tanda-tanda datangnya hujan. Anda bisa menjelaskan kepada anak awan gelap membawa pertanda apa. Dengan mengajak anak melihat fakta-fakta dan menarik kesimpulan atas fakta tersebut, anda sudah menanamkan kemampuan sains dalam diri anak.

Bagaimana ijazahnya?  Ijazah anak hs bisa didapatkan melalui ujian paket di PKBM

Maya Lestari Gf adalah seorang novelis dan praktisi homeschooling

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.